M. Firsada : Spot wisata budaya di Tubaba akan menjadi destinasi wisata budaya Nasional.
TubabaQu : Panaragan – Gelaran Indonesia Bertutur 2023 menghadirkan peristiwa-peristiwa kebudayaan dalam berbagai kegiatannya di bidang, seni rupa, seni pertunjukan, film, dan senimedia digital, diawali dengan Sarasehan Temu Seni Performans, di Rumah Badui, Uluan Nughik, Tulang Bawang Barat, Kamis (3/8/2023).
Menurut Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2023 Melati Suryodharmo, Arahan artistik “Indonesia Bertutur 2024″ yaitu: “Mengalami Masa Lalu, Menumbuhkan Masa Depan” dengan mengambil Subak sebagai Inspirasi dasar untuk dikembangkan dalam cipta kreatif bangsa Indonesia dalam berbagai bentuk kesenian.
“Indonesia Bertutur mengajak para pelaku budaya diseluruh tanah air, untuk mengangkat pengetahuan lokal yang berkaitan dengan sumber pangan dan kehidupan agraris di seluruh wilayah tanah air.” ujarnya menjelaskan.
Subak, terus Melati adalah sistem pengairan masyarakat Bali yang menyangkut hukum adat yang mempunyai ciri khas, sosial, pertanian, keagamaan dengan tekad dan semangat gotong royong dalam usaha memperoleh air dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan air dalam menghasilkan tanaman.
“Subak di Bali, menjadi inspirasi bagi seluruh wilayah di tanah air untuk menengok kembali, kondisi agraria kita, termasuk sistem pengairan, lingkungan hidup, kesejahteraan masyarakatnya dan juga sistem kemasyarakatan di masyarakat adat” lanjut dia.
Lain dari pada itu, Indonesia bertutur juga menyelaraskan harmoni dalam nilai hubungan antar manusia dengan manusia, dengan alam dan Tuhan, seperti nilai yang terkandung dalam Tri Hita Karana menjadi pemicu untuk memperhatikan keseimbangan kehidupan masyarakat, alam dan spiritual dalam kenyataan kehidupan saat ini.
Sementara ditempat yang sama, Penjabat Bupati Tulang Bawang Barat (Tubaba) Drs. M. Firsada, M.Si mengatakan, berdasarkan pengamatan, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ternyata promosi Seni dan budaya di Tubaba sangat gencar.
“Dalam beberapa bulan terakhir saya selalu mendapat tamu yang ingin berkunjung ke Tubaba, melihat spot wisata budaya di Tubaba seperti Rumah Badui, Megow Pak, Uluan Nughik, Las Sengok dan Islamik Senter.” katanya.
Temu seni performance Indonesia bertutur, lanjut Firsada, dapat diartikan bahwa seni itu adalah nyawanya hidup, dibuktikan dengan peradaban masa lalu di beberapa kota daerah di Indonesia, munculnya situs sejarah, sebagai buah karya dari generasi terdahulu.
“Kami (Pemkab) akan mengkomunikasikan dengan insan seni untuk mengemas hasil karya seni, menjadi sebuah manajemen, ibarat dalam bisnis, suatu bisnis tanpa ada core bisnis atau bisnis inti, dia tidak bisa dikategorikan sebagai bisnis” kata M. Firsada berilustrasi.
Tubaba punya Core, kelak Rumah Badui, Megow Pak, Uluan Nughik, Las Sengok dan Islamik Senter, kelak akan menjadi destinasi wisata budaya Nasional.
“Selanjunya, tinggal bagaimana merancang marketingnya, disinilah peran kami untuk memasarkan dan mempromosikan. Ketika sudah dikemas, tinggal mempromosikan secara massif ke seluruh Nusantara, niscaya kita akan mendapatkan hasil dan Tubaba akan lebih dikenal sebagai Kota Budaya ” tutup dia.
Sarasehan Temu Seni Performans, Indonesia Bertutur 2023, menghadirkan pembicara Pembina Sekolah Seni Tubaba Ir. Umar Ahmad, S.P gelar Sutan Karta Negara, Penulis dan pemerhati Seni Budaya Dr. St. Sunardi, dimedaratori oleh pegiat seni Alexander GB.
Sementara sebagai Fasilitator dipercayakan kepada Marini Sirait pegiat seni performans (pertunjukan), perupa dan seni budaya dari Bandung serta sastrawan Afrizal Malna. (**).