Jadi Salah satu dari 110 Event Pariwisata Dalam Kharisma Event Nusantara, TAF 7 Tahun 2023 dibuka.

TubabaQu.id : Panaragan – Ditandai dengan memukul Gong, Sekretaris Deputi bidang Produk Wisata dan penyelenggara kegiatan event Kemen Parekraf Ni Komang Ayu Nastiti membuka Tubaba Art Festival (TAF) Jild 7, berlangsung di Kota Budaya Ulluan Nughik, Kamis, (27/7/2023).

Dalam sambutannya, Ni Komang Ayu Nastiti menyatakan, Tubaba Art Festival (TAF) sebagai Festival Beragam Seni, seperti seni lukis, Kriya, Sastra, Seni pertunjukan (Theater) dan Film ini merupakan  kolaboraksi dari berbagai komunitas yang ada di tubaba.

Sekretaris Deputi bidang Produk Wisata dan penyelenggara kegiatan event Kemen Parekraf Ni Komang Ayu Nastiti membuka Tubaba Art Festival (TAF) Jild 7, berlangsung di Kota Budaya Ulluan Nughik, Kamis, (27/7/2023) (Foto : Adil Firdaus)

“Pastinya mereka akan menampilkan karya-karya mereka terbaik, jadi memang Festival seperti inilah yang diharapkan oleh pemerintah (Kemen parekraf) jadi kolaboraksi antar komunitas antar masyarakat dengan ekonomi kreatif. ” terangnya.

Menurut Komang Ayu,  TAF ini menjadi   salah satu bukti bahwa kolaboraksi ini  akan membuat kualitas event yang lebih baik.

Kepada tubabaQu.id Komang Ayu menjelaskan, di tahun 2023 ini, ada dua event budaya dan pariwisata di Lampung yang masuk dalam 110 event  dalam Kharisma Event Nusantara, yakni Festival Tari Tuping Sekura dari Lampung Barat dan Tubaba Art Festival Tulang Bawang Barat.

Untuk diketahui, Tubaba Art Festival (TAF) Ke 7 tahun 2023 yang digelar dari  27-29 Juli 2023 di Kota Budaya Ulluan Nughik dan Sessat Agung Bumi Gayo Ragem Sai Mangi Wawai, Panaragan,  merupakan edisi ke-7, melanjutkan payung tematik “Diri dan Ruang (Self/Space)” dengan subtema: “Bermuka-mukaan di ruang tengah (Interface of The Living Room).

Konsepsi kuratorial berdasar struktur rumah adat Lampung yang sebelumnya berada pada beranda (Terrace of Awareness), jelas Direktur TAF 7 Semi Ikra Anggara, kini berada pada bagian dalam (Living Room).

“Ide-ide bertemu, projek penciptaan seni bertemu dengan konsepsi ruang. Para seniman sebagai subjek yang berbeda bertemu, mencipta sistem festival yang organik.” Pungkas Semi. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *