KURMA (Kunjung Religi Ramadhan) : “Potang Balimau, Tradisi Sucikan Diri, Jelang Ramadhan”
Tubabaqu.id : Panaragan – Bulan Ramadhan bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di dunia. Betapa tidak, di bulan ramdhan inilah segala amal ibadah yang dilakukan akan dilipat gandakan oleh Alloh SWT.
Sebagai bulan penuh berkah ini, umat muslim diajarkan untuk dapat melatih kesabaran dan menahan berbagai macam godaan.
Dengan melatih kesabaran maka setiap insan dapat menjadi hamba yang bertakwa di hadapan Alloh SWT,
InsyaAlloh. Karenanya tak heran jika banyak orang yang secara khusus mempersiapkan banyak hal untuk menyambut bulan nan suci ini.
Bulan puasa, biar bagaimanapun, tidak semata dilakukan hanya untuk menahan lapar-haus hingga ego, namun puasa juga merupakan ibadah fisik dan mental.
Ditanah minang, sehari menjelang Ramadan, aliran Sungai Batang Maek, Kecamatan Pangkalan Koto Baru di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat selalu dipadati oleh ribuan warga.
Mereka mandi bersama dan saling bersilaturahmi satu sama lain.
Selain itu, juga ada arak-arakan kapal hias berbagai macam bentuk.
Ya, Tradisi Potang Balimau. Adalah mensucikan diri dengan menyiramkan tubuh dengan perasan air jeruk nipis bercampur bunga rampai beraroma khas di sore hari.
Namun, seiring perkembangan zaman, nilai budaya yang terkandung di dalamnya mulai tergerus. Potang Balimau yang awalnya menggunakan perasan air jeruk nipis dan bunga sudah sangat jarang ditemukan.
Rata-rata pengunjung hanya mandi, berenang dan bercanda satu sama lain. Tradisi menyambut bulan suci Ramadan ba’da salat zuhur dan berakhir menjelang salat maghrib ini, sudah menjadi agenda tahunan dengan target mampu menyedot perhatian wisatawan.
Adalah , Yuslif Yunus tokoh masyarakat Pangkalan Koto Baru, menceritakan bagaimana potang balimau ini menjadi tradisi di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
Tradisi yang mirip dengan Potang Balimau pada Masyarakat Minangkabau juga ada dimasyarakat Melayu Riau Balimau Kasai namanya.
Hampir setiap kabupaten di provinsi Riau mempunyai tradisi balimau kasai dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Tidak juga di Lampung. Belangiran, namanya. Ritual mandi suci yang menjadi warisan tradisi budaya dari leluhur yang ada di Provinsi Lampung. Sama seperti, Potang Balimau dan Balimau Kasai ritual ini dilakukan jelang memasuki bulan suci Ramadhan.
Biasanya, Belangiran dilakukan dengan cara mandi di sungai secara bersama-sama.
Mandi yang dimaksud bukanlah mandi seperti pada umumnya melainkan mandi yang disyaratkan dengan beberapa peralatan ritual yakni air langir, bunga tujuh rupa, setanggi serta daun pandan.
Ritual mandi suci atau mandi tobat ini sebagai bekal memasuki bulan suci Ramadhan agar tidak mengotori bulan yang penuh dengan kesucian dan keberkahan sehingga diharapkan dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan khusyuk.
Namun dalam sejarah perjalanannya, Belangiran atau yang dalam bahasa Lampung nya Blangikhan dikemas secara modern. Layaknya festival kebudayaan, Belangiran yang diadakan setiap tahun ini diikuti oleh sejumlah muda mudi Lampung yang bertujuan untuk menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik pengunjung.
Dalam pelaksanaan ritual ini, muda mudi Muli Mekhanai akan dimandikan terlebih dahulu di pinggir sungai oleh pemangku adat Lampung atau Pejabat setempat dengan menggunakan air langir yang dicampur bunga tujuh rupa serta daun pandan.
Kemudian setelah ritual itu selesai, muda mudi ini akan menceburkan diri ke sungai dan bermain air bersama.
Terlepas dari pada itu, Pemerintah menyimpulkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah atau awal puasa Ramadhan 2024 pada Selasa 12 Maret 2024 Masehi.
Marhaban ya Ramadhan.
(diangkat dari berbagai sumber).