Kenakan Pakaian Adat Tanimbar, Presiden Sampaikan Pidato Kenegaraan di Hadapan Anggota MPR.

TubabaQu.id : Panaragan – Penjabat (Pj) Bupati Tulang Bawang Barat (Tubaba) Drs. M. Firsada, M. Si menghadiri Rapat paripurna istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tubaba, dengan agenda mengikuti Sidang Bersama DPR RI & DPD RI, Pidato Presiden memperingati hari ulang tahun ke-78 kemerdekaan Republik Indonesia, berlangsung di ruang rapat paripurna DPRD Tubaba di Panaragan, Rabu (16/8/2023).

Pj. Bupati Tubaba M. Firsada menghadiri Rapat Paripurna Istimewa DPRD Tubaba, Rabu (16/8/2023) Foto : Richard – Kominfo)

Melalui layar monitor dari Stasiun Televisi, Rapat Paripurna Istimewa menyimak jalannya Sidang Bersama yang dipimpin Ketua MPR RI Bambang Susatyo.

Rapat Paripurna Istimewa Menyimak Pidato Kenegaraan Presiden melalui layar monitor dari Stasiun Televisi. (Foto: Richard – Kominfo)

Dalam pengantarnya, Bamsut mengatakan, Indonesia emas yang dicita-citakan adalah Indonesia yang rakyatnya sejahtera yang ditandai dengan nihilnya Angka kemiskinan IndonesiaIndonesia

“yang memiliki pengaruh kuat dalam pergaulan dunia, dengan dukungan sumber daya manusia yang tangguh dan berdaya saing global dan Indonesia yang ramah lingkungan dalam pengelolaan negara.” ujar Bamsut dalam pengantarnya.

Sementara Ketua DPD RI Lanyala M Mataliti, mengapresiasi pemerintah, yang mampu melewati pandemi covid 19, selama dua tahun ini, dengan menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi dan menahan angka inflasi.

“Kita mampu melewati masa pandemi, selama dua tahun mampu menjaga stabilitas ekonomi sehingga tidak dilanda resesi seperti yang dialami sejumlah  negara.” katanya.

Namun demikian, terus Mataliti, masiih ditemukan fakta persoalan fundamental yang dirasakan masyarakat, yang bermuara kepada persoalan mendasar, yakni sistem bernegara y mengakibatkan Ketidakadilan yang dirasakan masyarakat dan kemiskinan struktural yang sulit dientaskan oleh pemerintah di daerah.

Meskipun pemerintah pusat berupaya membantu dengan pemberian bermacam bantuan sebagai bantalan sosial,  melalui puluhan program kementerian dan badan, namun spendekatan program yang bersifat kualitatif dan kuratif tersebut belum mengobati penyakit yang sesungguhnya.

“karena persoalan yang sesungguhnya dan paling mendasar adalah kita sebagai bangsa telah kehilangan saluran dan sarana untuk membangun cita-cita bersama kita sebagai sebuah bangsa  yang melahirkan tekad bersama, seperti yang kita pernah rasakan ketika bangsa ini mempertahankan proklamasi kemerdekaan” lanjut Mataliti.

Budi Pekerti Luhur Bangsa Mulai Hilang.

Presiden Joko widodo yang mengenakan pakaian adat Tanimbar Maluku dalam pidatonya, sempat menyinggung fenomena politik dan hujatan yang bersliweran di media sosial, membuat presiden prihatin, budaya santun dan budi pekerti luhur bangsa ini mulai hilang.

“Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah, polusi di wilayah budaya  sangat melukai keluhuran budi pekerti Indonesia.” keluh presiden.

Dihadapan 489 anggota dari 711 anggota MPR, DPR dan DPD RI Kepala Negara juga mengakui, memang tidak semua seperti itu, bahkan mayoritas masyarakat juga sangat kecewa dengan polusi budaya tersebut.

Presiden meyakini, caci maki itu  justru membangunkan nurani bangsa, menjaga moralitas ruang publik bersatu, menjaga mentalitas masyarakat sehingga tetap melangkah maju menjalankan transformasi bangsa, menuju Indonesia maju, menuju Indonesia emas 2045.

Jokowi juga mengingatkan, Indonesia saat ini punya peluang besar untuk meraih Indonesia emas di 2045, bahkan meraih posisi jadi 5 besar kekuatan ekonomi dunia.

“Ini sebuah keniscayaan, betapa Indonesia  punya kesempatan dan tidak hanya peluangnya saja, karena  srategi meraihnyapun sudah dirumuskan, tinggal mau atau tidak menggelorakan energy yang dimiliki
untuk bergerak maju, atau justru membuang energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif yang memecah belah bahkan yang membuat kita melangkah mundur.”

Melalui kanal YouTube TV Parlemen, kepala Negara juga menegaskan, bonus demografi yang akan mencapai puncak di tahun 2030-an adalah peluang besar kita untuk meraih Indonesia emas 2045.

Yang perlu dicermati, bahwa Enam puluh 8 persen  adalah penduduk usia produktif, di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita.

Lain dari pada itu, peluang besar yang kedua adalah International Trust yang dimiliki Indonesia saat ini yang dibangun bukan sekedar melalui gimik dan retorika semata, melainkan melalui sebuah peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap.

Momentum presidensi Indonesia di G20 keketuaan Indonesia di Asean, konsistensi Indonesia dalam menjunjung HAM kemanusiaan dan kesetaraan serta kesuksesan Indonesia menghadapi krisis dunia 3 tahun terakhir ini, tegas  Jokowi, telah mendongkrak  dan menempatkan Indonesia kembali dalam peta percaturan dunia. (**).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *